Posted by Taretan Edisi Online
Friday, December 27, 2013
Meski baru berusia 27 tahun, tapi kemampuan pemuda dengan wajah indochina tidak diragukan. Pasalnya Sandya Alamanda, saat ini dipercaya memimpin PLN Rayon Asembagus menjadi seorang Manajer yang wilayah kerjanya hingga kedaerah terpencil yakni Kayu Mas Kecamatan Arjasa dan Sempolan Bondowoso. Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 11 Oktober 1986 silam ini punya kiat dimana dia bekerja disitulah ajang untuk mengabdi dengan mempersembahkan yang terbaik untuk Perusahaan.
Menjadi seorang manajer ditengah-tengah karyawan yang rata-rata usianya diatas Sandy nama panggilannya, ternyata tak membuatnya menjadi minder atau khawatir. Pria berkaca mata ini mempunyai kiat-kiat tersendiri dalam memperlakukan karyawan yang notabene baginya juga sebagai seorang teman.”Dimana saya ditempatkan saya akan memberikan yang terbaik termasuk di Asembagus ini,”Ujarnya.
Dari sisi usia Sandy memang relatif muda yakni 27 tahun, itu terkadang membuat sebagian orang menganggap remeh karena masih belia.Jika dibandingkan dengan keberadaan karyawan di PLN Rayon Asembagus yang rata-rata usianya diatas dirinya itu terkadang membuat rasa sungkan, “ kalau dari sisi usia memang ada rasa sungkan karena karyawan saya usianya rata-rata diatas saya tapi dari sisi manajemen saya merasa mampu karena itu tugas saya sebagai seorang manajer,”ucapmya.
Sandy sudah tiga kali mengalami perpindahan dari satu daerah ke daerah lain dalam tugasnya di PLN.Pertama dirinya bertugas menjadi staff di PLN Malang, kemudian pindah tugas di PLN Probolinggo dan yang ketiga sebagai Manajer PLN Asembagus Area Situbondo.” Dengan berpindah-pindah tugas dari daerah satu ke daerah yang lain otomatis adaptasi kita terhadap daerah tersebut semakin tinggi.Jadi saya harus banyak tahu karakter atau budaya dan kebiasaan orang-orang dimana saya ditempatkan,”jelasnya.
Ketika ada suatu permasalahan maka harus diselesaikan secara bijaksana.Ia berupaya melakukan pendekatan sosial terhadap seorang yang bermasalah tersebut, “itu saya lakukan sebagai bentuk perhatian dan kepedulian saya terhadap seseorang tersebut.
Sandy kemudian menjelaskan adaptasi yang dimaksud secara umum mempelajari kebiasaan terhadap orang-orang didaerah tersebut.Jika sebelumnya dia bertugas di Probolinggo maka awal yang dipelajari adalah kebiasaan dan budaya setempat.Menurutnya budaya Probolinggo hampir sama dengan Asembagus,”Dari Intonasi bicara yang cukup keras dan lugas karena rata-rata suku Madura.Padahal hal tersebut hanya gaya bicara atau logatnya saja sedangkan mereka sebenarnya lebih terbuka dan yang paling saya suka dari orang-orang disini rasa solidaritasnya cukup tinggi,”urainya.
Ada pengalaman menarik saat Sandy turun kelapangan menemui pelanggan di daerah Asembagus.Ia terkesan dengan keramahan orang-orang yang didatanginya bahkan sang tetangga begitu ramah dengan rombongan yang dipimpin Sandu,”Saya terkesan sekali dengan keramahan orang-orang disini, meskipun mereka tidak kenal saya tapi mereka menemui kita dengan rasa kekeluargaan yang cukup tinggi,”Ungkap pria yang memiliki hobby futsal dan traveling ini.
Meskipun baru 5 (lima) bulan Sandy bertugas di PLN Rayon Asembagus tapi dirinya mengaku sudah menjelajahi dan mengenal lingkungan serta medan di wilayah Asembagus, misalnya Dia secara rutin mengadakan inspeksi ke para pelanggan atau daerah-daerah terpencil,”Saya sudah pernah kedaerah Kayu Mas, bahkan ke daerah Sempolan yang masuk wilayah Bondowoso.Secara berkala saya bersama tim selalu memantau ke pelanggan-pelanggan.
BIODATA
NAMA : SANDYA ALAMANDA
TTL : PALEMBANG, 11 OKTOBER 1986
HOBBY : OLAH RAGA FUTSAL DAN TRAVELLING
PENDIDIKAN TERAKHIR : Sarjana Teknik Elektro Universitas Sriwijaya Tahun 2009 dan saat ini sedang menempuh S2 Program Studi Magister Management Fakultas Ekonomi di Universitas Brawijaya Malang.